Ada perbedaan antara gejala demensia pada kerabat dan pada presiden
Dr. Marc Siegel - 4 min read
Published on May 17, 2025

Berdasarkan analisis medis senior dari Bumi News, Dr. Marc Siegel, ada pembandingan antara kesehatan Presiden Trump dan mantan Presiden Biden pada acara 'Hannity.'
Kebingungan dan penurunan daya ingat merupakan hal yang umum dialami oleh orang yang telah tua. Hal ini menjadi salah satu pengalaman paling tidak menyenangkan dalam hidup, yang dapat meningkatkan perasaan frustrasi dan ketidakpastian. Penyakit demensia ini dapat mempengaruhi kemampuan berjalan dan menjadikan pasien lebih sering jatuh.
Ada perbedaan signifikan ketika kita melihat gejala demensia atau penurunan kognitif terjadi pada anggota keluarga kita dibandingkan dengan presiden Amerika Serikat. Sang presiden wajib menunjukkan bahwa ia masih mampu menjalankan tugas jabatannya dengan level tertinggi. Hasil dari pemeriksaan fisik tahunan presiden telah menjadi indikator utama untuk menilai kapabilitas ini. Inilah sebabnya Dr. Kevin O’Connor, yang menjabat sebagai dokter di Gedung Putih selama masa jabatan Presiden Biden, mendapat perhatian besar atas laporannya yang meyakinkan publik Amerika bahwa Biden dalam kondisi kesehatan yang sangat baik dan fit untuk melayani.
Tetapi, apakah penilaian ini sepenuhnya akurat dan lengkap? Itu yang tidak kita ketahui. Tetapi yang pasti, berdasarkan rekaman audiotape dari Special Counsel Robert Hur, Biden memang mengalami periode disorientasi berat dan kehilangan memori selama jabatannya tentang peristiwa penting.
Sejarah telah mencatat perlakuan kabur terhadap kesehatan presiden, mulai dari Woodrow Wilson hingga Ronald Reagan, di mana masih ada perdebatan tentang apakah ia mulai menunjukkan tanda-tanda ringan gangguan kognitif selama masa jabatan keduanya.
Namun, tak peduli sejarah buruk tentang kurangnya pengungkapan ini, kita masih belum tahu apa yang sebenarnya dialami mantan presiden Biden. Dampak dari atrial fibrillation (denyut jantung yang tidak teratur yang ia derita mungkin dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif yang berujung pada demensia vaskular.
Apa pun penyebab utama disorientasinya dan lupa ingatan dari waktu ke waktu, kita berharap yang terbaik untuknya. Di sisi lain, kita juga mengharapkan era baru yang penuh pengungkapan dan transparansi, terutama ketika ini menyangkut jabatan tertinggi dalam pemerintahan.
Dr. Marc Siegel adalah Profesor Kedokteran dan direktur medis Doctor Radio di NYU Langone Medical Center. Dia juga adalah analis medis senior untuk Fox News Channel dan penulis "COVID: The Politics of Fear and the Power of Science." Anda bisa mengikutinya di Twitter @drmarcsiegel.
Kebingungan dan penurunan daya ingat merupakan hal yang umum dialami oleh orang yang telah tua. Hal ini menjadi salah satu pengalaman paling tidak menyenangkan dalam hidup, yang dapat meningkatkan perasaan frustrasi dan ketidakpastian. Penyakit demensia ini dapat mempengaruhi kemampuan berjalan dan menjadikan pasien lebih sering jatuh.
Ada perbedaan signifikan ketika kita melihat gejala demensia atau penurunan kognitif terjadi pada anggota keluarga kita dibandingkan dengan presiden Amerika Serikat. Sang presiden wajib menunjukkan bahwa ia masih mampu menjalankan tugas jabatannya dengan level tertinggi. Hasil dari pemeriksaan fisik tahunan presiden telah menjadi indikator utama untuk menilai kapabilitas ini. Inilah sebabnya Dr. Kevin O’Connor, yang menjabat sebagai dokter di Gedung Putih selama masa jabatan Presiden Biden, mendapat perhatian besar atas laporannya yang meyakinkan publik Amerika bahwa Biden dalam kondisi kesehatan yang sangat baik dan fit untuk melayani.
Tetapi, apakah penilaian ini sepenuhnya akurat dan lengkap? Itu yang tidak kita ketahui. Tetapi yang pasti, berdasarkan rekaman audiotape dari Special Counsel Robert Hur, Biden memang mengalami periode disorientasi berat dan kehilangan memori selama jabatannya tentang peristiwa penting.
Sejarah telah mencatat perlakuan kabur terhadap kesehatan presiden, mulai dari Woodrow Wilson hingga Ronald Reagan, di mana masih ada perdebatan tentang apakah ia mulai menunjukkan tanda-tanda ringan gangguan kognitif selama masa jabatan keduanya.
Namun, tak peduli sejarah buruk tentang kurangnya pengungkapan ini, kita masih belum tahu apa yang sebenarnya dialami mantan presiden Biden. Dampak dari atrial fibrillation (denyut jantung yang tidak teratur yang ia derita mungkin dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif yang berujung pada demensia vaskular.
Apa pun penyebab utama disorientasinya dan lupa ingatan dari waktu ke waktu, kita berharap yang terbaik untuknya. Di sisi lain, kita juga mengharapkan era baru yang penuh pengungkapan dan transparansi, terutama ketika ini menyangkut jabatan tertinggi dalam pemerintahan.
Dr. Marc Siegel adalah Profesor Kedokteran dan direktur medis Doctor Radio di NYU Langone Medical Center. Dia juga adalah analis medis senior untuk Fox News Channel dan penulis "COVID: The Politics of Fear and the Power of Science." Anda bisa mengikutinya di Twitter @drmarcsiegel.